Siapa sih yang tidak kenal R.A Kartini atau yang biasa disebut Kartini? Mayoritas diantara kita pasti mengenal namanya, meskipun tidak mengenal tentang detail kehidupan dan perjuangannya dalam memperjuangkan emansipasi perempuan dibidang pendidikan dan kebebasan berpendapat.
Pemikiran dan perjuangannya dalam memperjuangkan hak kesetaraan pendidikan bagi perempuan sebagaimana hak pendidikan yang didapat laki-laki tidaklah mudah. Pada usia 12 tahun ketika itu ia sudah tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan yang menjadi cita-citanya karena kebiasaan zaman dahulu yang mengharuskan anak gadis seusia itu berada didalam rumah untuk dipingit.
Namun kegigihannya dalam belajar tidak pernah patah. Dengan bekal kemampuan berbahasa Belanda, R.A Kartini belajar dengan cara membaca beragam koran dan buku terbitan Eropa dan berkirim surat pada teman-temannya yang berasal dari Belanda dan akhirnya menimbulkan kekaguman padanya tentang cara pikir perempuan Eropa yang sudah maju dibandingkan cara pikir perempuan pribumi.
Tercetuslah pemikiran perjuangan emansipasi yang kini hasilnya dinikmati para calon bidadari surga. Perempuan. Pemikiran R.A Kartini antara lain tentang persamaan hak pendidikan bagi perempuan sebagaimana hak pendidikan laki-laki, tentang agama yang seharusnya menjadi perantara saling berkasih sayang bukan malah saling menyakiti, tentang adat istiadat Jawa yang terlalu rigid dan terkesan mengekang perempuan dalam berpendapat.
Pemikiran-pemikiran tersebut ia kirimkan pada sahabat pena yang setia membalas surat dan memberikan saran mengenai permasalahan yang dihadapi Kartini. Surat-surat berisi pemikiran Kartini itulah yang dibukukan oleh Mr. J. H. Abendanon dengan judul "Door Duisternis tot Licht" yang pada beberapa tahun setelahnya muncul buku terjemahan dan interpretasi Door Duisternis tot Licht berbahasa melayu "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Kini setelah api perjuangan yang dilakukannya padam bersamaan dengan meninggalnya ia pada 17 September 1904, buah pemikiran dan gagasannya masih tetap berkobar membakar semangat para Kartini masa kini untuk berjuang dalam kebaikan.
Akhir kata :
Pemikiran dan perjuangannya dalam memperjuangkan hak kesetaraan pendidikan bagi perempuan sebagaimana hak pendidikan yang didapat laki-laki tidaklah mudah. Pada usia 12 tahun ketika itu ia sudah tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan yang menjadi cita-citanya karena kebiasaan zaman dahulu yang mengharuskan anak gadis seusia itu berada didalam rumah untuk dipingit.
Namun kegigihannya dalam belajar tidak pernah patah. Dengan bekal kemampuan berbahasa Belanda, R.A Kartini belajar dengan cara membaca beragam koran dan buku terbitan Eropa dan berkirim surat pada teman-temannya yang berasal dari Belanda dan akhirnya menimbulkan kekaguman padanya tentang cara pikir perempuan Eropa yang sudah maju dibandingkan cara pikir perempuan pribumi.
Tercetuslah pemikiran perjuangan emansipasi yang kini hasilnya dinikmati para calon bidadari surga. Perempuan. Pemikiran R.A Kartini antara lain tentang persamaan hak pendidikan bagi perempuan sebagaimana hak pendidikan laki-laki, tentang agama yang seharusnya menjadi perantara saling berkasih sayang bukan malah saling menyakiti, tentang adat istiadat Jawa yang terlalu rigid dan terkesan mengekang perempuan dalam berpendapat.
Pemikiran-pemikiran tersebut ia kirimkan pada sahabat pena yang setia membalas surat dan memberikan saran mengenai permasalahan yang dihadapi Kartini. Surat-surat berisi pemikiran Kartini itulah yang dibukukan oleh Mr. J. H. Abendanon dengan judul "Door Duisternis tot Licht" yang pada beberapa tahun setelahnya muncul buku terjemahan dan interpretasi Door Duisternis tot Licht berbahasa melayu "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Kini setelah api perjuangan yang dilakukannya padam bersamaan dengan meninggalnya ia pada 17 September 1904, buah pemikiran dan gagasannya masih tetap berkobar membakar semangat para Kartini masa kini untuk berjuang dalam kebaikan.
Akhir kata :
Seluruh karyawan/karyawati Batik Tulis Gedog HM. Sholeh Tuban mengucapkan Selamat Hari Kartini, semoga semangatnya dalam memperjuangkan hak emansipasi perempuan bisa terus kita jadikan panutan dalam memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi hak kita.
0 Komentar untuk "Selamat Hari Kartini : Mengenal Sosoknya"
Silahkan berkomentar mengenai artikel Blog Batik Tulis Gedog HM. Sholeh Tuban untuk bertanya, menyanggah atau menambahi artikel.Segala bentuk komentar dari Anda sangat kami hargai dan akan kami jadikan perbaikan untuk masa yang akan datang.
Nb : Seluruh komentar kami moderasi terlebih dahulu.